Hening dan Aku Takpernah Bersungguh-sungguh


Berjalan adalah seperti menorehkan jejak di pasir, setiap langkah membawa aku menuju tempat baru dan meninggalkan bekas yang dapat dilihat dan dirasakan. Namun, saat ini aku seakan-akan terbelenggu dan tak mampu bergerak, entah itu selangkah ataupun satu depa. Seperti burung yang terperangkap dalam sangkar, aku merasa terkekang dan tak bebas untuk melintasi ruang dan waktu. Seperti pohon yang terikat pada tanah tempatnya tumbuh, aku terjebak dan tak mampu meraih kebebasan. Rasanya seperti ada sesuatu yang mengikat aku pada tempat yang sama, sehingga tak dapat bergerak maju ataupun mundur.


Terdiam seribu bahasa, namun berdiam diri dan hanya memikirkan adalah seperti meminum sebuah racun secara perlahan. Terkadang, aku yakin dengan apa yang aku rasakan. Namun terkadang juga tidak yakin. Seperti dua sisi mata uang yang berbeda, ini terasa menyakitkan menyebabkan jeritan penuh makna yang sangat dalam. Seperti sebilah pisau yang menusuk hati, menyertai aku setiap saat yang tak kunjung usai. Namun meskipun ingin menghentikan semua ini dan mencari kedamaian, aku seperti terjebak dan tak sanggup membahagiakan beban ini kepada siapapun. Seakan-akan aku tenggelam dalam lautan air mata dan lupa bahwa ada orang-orang yang siap membantu aku berenang ketepian.


Aku seperti terjebak dalam labirin pikiran, memikirkan hal-hal yang sebenarnya tak perlu dipikirkan dan terkadang juga memikirkan keputusan yang seharusnya tak perlu ku ambil. Seperti berada di dalam pusaran yang tak kunjung usai, aku merasa lelah dan ingin berhenti sejenak untuk menghirup udara segar. Dan terasa seperti dihempaskan obak besar di tengah laut yang ganas, aku merasa sakit yang amat dalam yang tersirat dan terperenjak di dalam hidupku. Seperti terbakar oleh bara api yang berkobar-kobar, aku merasakan getaran kegelisahan dan kekhawatiran yang tak kunjung usai. Namun, aku sadar bahwa inilah bagian dari hidup dan aku harus terus berjuang dan menemukan jalan keluar dari labirin pikiran yang aku hadapi.


Aku merasa seperti seorang penghancur, berjalan diatas reruntuhan. Menyadari bahwa dengan apa yang telah aku perbuat, aku telah merusak dan menghancurkan segalanya. Seperti badai yang dahsyat tindakanku telah menyapu bersih apa yang sebelumnya ku bangun dengan susah payah. Aku pun terkadan merasa seperti di dalam jurang yang gelap dan sunyi, dengan puing-puing kehacuran di sekelilingku.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama