Tentu saja, saya harus membuat tato seperti seorang pelaut yang mencatat kisah perjalanan hidupnya di badan yang terluka. Seperti sebuah kanvas kosong yang menunggu sentuhan seniman, tubuh saya membutuhkan hiasan yang dapat menceritakan kisah hidup yang telah saya jalani.
Namun, seperti pisau yang tajam, membuat tato juga bisa meninggalkan bekas yang sulit dihapus. Seperti sebuah keputusan besar yang harus diambil dengan hati-hati, membuat tato memerlukan pertimbangan matang dan riset yang baik.
Mungkin saja, terkadang kita merasa perlu untuk mengekspresikan diri melalui tato, namun terkadang juga kita memerlukan sedikit waktu dan ruang untuk mempertimbangkan apakah tato tersebut akan menjadi bagian dari hidup kita yang berarti.
Jadi, jangan terburu-buru dalam membuat keputusan untuk membuat tato. Pertimbangkanlah efek jangka panjang dari tato tersebut, serta dampaknya terhadap kehidupan kita di masa depan. Yang terpenting adalah tetap menghargai tubuh kita sebagai tempat tinggal jiwa kita, dan menjaga agar setiap hiasan yang kita berikan pada tubuh kita memiliki makna yang dalam dan bermakna bagi kehidupan kita.
